Tok tok tok … tok tok tok …Terdengar suara ketukan pintu pintu kamar Shilla yang diiringi dengan mengomelnya seseorang yang memiliki suara imut,
“Kak Shillaaaaa… bangun woy! Lo gak ke kampus apa?! Woy kak! Banguuuuuun! Itu kak Ify sama kak Rio udah nunggu di depan.” Oceh suara imut itu, yaa itu adalah suara Acha yang sampai sekarang masih menggedor-gedor pintu kamar Shilla. Hingga lima menit kemudian Shilla terbangun. Dengan nada tak kalah keras Shilla balik mengomeli Acha,
“iyeee Cha. Ini kakak juga udah bangun. Kenapa gak telfon aja sih? Lo rajin amat neriakan gue?! Pengeng nih kuping.” Semprot Shilla dari dalam kamar mandi.
“yeee! Bangkrut di gue dong kak? Males amat. Yaa udah, gue berangkat duluan ya? Si Ray udah jemput tuh. Daaaah” kata Acha sambil berlari-lari kecil menuruni tangga. Sesampai di ruang tamu Rio dan Ify sibuk tersenyum geli melihat tingkah Acha dan Shilla.
“aku duluan yaa kak! Hehe” pamit Acha yang langsung menuju Mobil Sport Ferari milik Ray.
Tak lama kemudian, Shilla turun dengan tampang kusut. Terdapat lingkaran hitam di sekitar matanya. Dan tatapan Shilla terlihat lebih sayu dari biasanya.
“lo sakit ya Shill? Kok kayak lesu gitu sih???” Tanya Ify dengan nada khawatir. Rio masih menyibukan diri dengan handphonenya.
“nggak kok Fy, gue kecapekan aja. Eh yo, gue nebeng kalian yaa? Males nyetir gue.” Kata Shilla dengan raut wajah yang tidak bersemangat. Melihat mood Shilla yang lagi nggak bener membuat Rio berniat menggodanya,
“waduh Shill, gue kesini naik bajaj lho? Gimana dong?” tampang Rio yang terlihat kebingungan menyempurnakan Actingnya. Ify hanya tersenyum geli sambil menyikut perut Rio.
“hah? Serius lo?! Come on, dont be kidding. I’m seriously, you know? Gue lagi sakit gini.” Kata Shilla shock. Naek bajaj? Bukanya gue tambah baikan tapi malah tambah streeees aja. Batin Shilla.Rio sama Ify hanya diam emasang tampang bingung. Sementara Shilla sibuk mencari akal gimana mereka berangkat ke kampus.
“eh gimana dong Yo? Fy? Mobil gue bensinya abis. Terus pom bensinya masih jauh dari sini kan?” kata Shilla dengan nada khawatir.Rio dan Ify kemudian nyengir, akhirnya tawa mereka meledak bebarengan. Shilla yang melihat kejadian itu menatap tajam ke arah mereka berdua. Rio yang masih tertawa nanggepin Shilla,
“hahaha… bilang aja kek dari tadi kalo bensin lo abis! Pake acara belaga capek. Hahaha… udah yuk cabut, tadi Gabriel udah sms. Dia marah-marah soalnya panitia Ospek belum pada dateng semua.” Gabriel adalah ketua panitia Ospek yang ditunjuk oleh Riko yang menjabat jadi ketua Senate, dia hanya mengawasi dan mengevaluasi.Mendengar nama itu cukup membuat Shilla merasakan sesuatu yang membuat hatinya tawar. Mati rasa. Melihat reaksi Shilla, Ify menyikut perut Rio sambil berbisik,
“ah elo Yo! Ngapaen pake nyebut-nyebut nama Gabriel di depan Shilla sih???” bisik Ify gemas. Rio hanya nyengir dan menggaruk-garuk kepala. Memasang tampang menyesal.
“eh aduh emm itu Shill, eh sorry… iyaaa eh map gue nggak maksud itu…” kata Rio gelagapan,
“udah Yo nggakpapa. Kita jadi berangkat sekarang kan? Lo nggak bawa mobil? Pake punya Acha aja. Nganggur kok. Bentar gue ambil kuncinya.” Kata Shilla hendak masuk lagi ke dalam mengambil kunci.
“ya’elaaaah Shill, gue bawa mobil kok. Hehe tadi bercanda kok.” Kata Rio sambil nyengir. Sementara Ify Cuma senyum-senyum aja.
“Yaudah ayok berangkat. Tunggu apa lagi?” sergah Shilla. Akhirnya mereka bertiga berangkat ke kampus menggunakan CRV milik Rio.
***
“eh bentar yaa gue ke kantin dulu. Sumpah ini mah perut gue mulesss dari tadi belom makan. Angel! Ikut gue.” Kata Shilla sambil ngacir ke kantin menarik tangan Angel.
“woo pelan-pelan Shill, sakit nih tangan gue. Huhu” seru Angel sambil memegangi pergelangan tanganya.
“wee map-maap Njel, gue gak sengaja. Reflex. Hehehe.” Shilla nyengir. Manis.Sesampainya di kantin Shilla langsung pesan satu porsi Pangsit, satu porsi bakwan udang, satu gelas es jeruk, ditambah satu gelas air putih. Tak lama Shilla membawa baki makanan yang penuh ke meja dimana Angel duduk. Melihat makanan Shilla yang bejibun, Angel sempat shock,
“gilaaa lo Shill, nggak makan brapa hari lo? Ckckck” Angel kelewat kagum dengan porsi makan Shilla kali ini.
“abis gue laper banget tau nggak. Kemaren malem gue Cuma makan kentang goreng. Tadi pagi nggak makan apa-apa. Terus sampe di kampus kita kerja rodi gini. Bayangin aja deh!” kata Shilla sambil menyendokan Pangsit suapan pertama ke mulutnya. Walaupun lapar Shilla tetap makan dengan adab yang benar.
“iyaaa iyaaa… sante aja makanya. Lagian lo juga sih, siapa suruh nggak sarapan.” Balas Angel . “baydewe… lo jadi ke Jepang Shill? Kapan berangkat?” lanjut Angel. Shilla yang tadi khusyuk makan tiba-tiba tersedak dan langsung menyruput es jeruknya.
“ha? Lo tau dari mana, Njel? Iya gue jadi ke Jepang. Mungkin dua ato tiga bulan lagi gue berangkatnya. Sebenernya sih udah telat. Jadi ngurusinya agak lama, gue pengenya sih lebih cepat lebih baik.” Tutur Shilla.
“oh gitu… duh Shill bakal susah nih gue kalo lo pindah. Nggak ada temen hang-out yang oke. Ify sih ada, tapi kan kalo nggak ada lo juga nggak asik.” Kata Angel memasang tampang memelas.
“yeeee… belom juga gue tinggal, lo nya udah kangen gitu Njel. Hahaha.” Kata Shilla sambil senyam-senyum. Manis.
***
Malem itu, Café Glow terlihat rame oleh beberapa anak Remaja yang nongkrong bersama. Salah satu dari kelompok anak remaja itu, adalah Shilla, Ify, dan Rio yang memilih duduk di luar ruangan. Sambil menikmati bebrapa camilan dan minuman yang dihidangkan di atas meja. Ify membuka percakapan mereka,
“eh Shill, lo serius soal pindah ke Jepang itu? Kenapa musti pindah sih? Ntar gue nggak ada temen dong.”kata Ify sambil mengerucutkan bibirnya. Rio yang ada di sebelahnya Cuma senyum sambil mengusap-usap rambut Ify.
“jadi gue nggak dianggep nih?” kata Rio pura-pura cuek.
“yaaa dianggep lha, sayaaaang. Tapi kan pacar sama sahabat beda, Yo.” Jawab Ify. Shilla hanya tersenyum melihat tingkah kedua sahabatnya ini.
“iyaaa Fy, gue bkalan pindah. Tapi kalo ada libur panjang gue balik kok. Janji. Lo nggak usah kangen dong, gue kan masih di sini. Eh ya, Yooo ntar lo jagain sahabat gue ya? Terusss lo jangan sakitin dia. Lo harus janji.” Tutur Shilla sambil mengaduk-aduk moccacinonya.
“tuh Yo, dengerin.” Kata Ify sambil mencubit bahu Rio.
“iya Shill, gue janji kok. Lo baek-baek yaa ntar. Jangan lupa telfon kita-kita.”
“pasti kok. Tenang aja.” Kata Shilla sambil mengunyah Chocochipsnya. Mereka pun sibuk membicarakan Ospek tadi siang.
Tak lama kemudian, handphone Shilla bordering. Ada telfon. Shilla buru-buru mengangkatnya.
“haloo,” kata Shilla.
“…hah? Serius ma? Kok bisa sih? …” kata Shilla kemudian setelah orang diseberang sana mengabarkan sesuatu. Wajah Shilla berbinar. Senyumnya mengembang.
“…oh gitu, jadi seminggu lagi ma? Wooo Shilla nggak nyangka ma, bakal secepet ini.” Rio dan Ify saling berpandangan tak mengerti. Ada apa sama Shilla? Mama Shilla ngabarin apa sih? Dan beberapa pertanyaan lainya masih berputar-putar di benak Ify dan Rio.
“…oke oke Ma, mama yang atur ajadeh. Ntar dibicarain di rumah lagi yaa ma.” Kata Shilla, dan beberapa detik setelah mama nya mengakhiri panggilan Shilla juga mengakhirinya.
“ada apa Shill?” Tanya Ify dengan wajah bingung.
“yaaa ampuuun Fy!!! Gue seneng bangeeeeet!!!” kata Shilla sambil memeluk Ify.
“iyaa iyaa Shill, gue tau kok. Tapi kenpa?” kata Ify setelah Shilla melepaskan pelukanya.
“MINGGU DEPAN, GUE BAKAL BERANGKAT KE JEPAAAAAAAAAAANG!” Teriak Shilla sambil memeluk Ify lagi.
***